Sabtu, 23 Maret 2013

SETIAP ORANG MEMILIKI SIFAT BENALU


Kata William Seward Burroughs II, pengarang novel Amerika tahun 1914 dan meninggal akibat serangan jantung pada 1997 lalu,

 “Every man has inside himself a parasitic being who is acting not at all to his advantage: 


(tiap orang memiliki sifat benalu di dalam dirinya yang membuat dirinya bertingkah untuk meraih keuntungan pribadi.”)

Sabtu, 16 Maret 2013

MOCI ITU SEPERTI KEBIASAAN ORANG EROPA

BOLEH jadi medhang teh poci (sebut moci) sambil ngobrol ngalor ngidul (kini terkenal dengan obrolan ndopok) merupakan kebiasaan orang Belanda tempo doeloe yang ketika itu manjajah Indonesia yang berada di Tegal. Kebiasaan ini biasa dilakukan oleh orang-orang Belanda yang kebanyakan mengurus BUMN-nya Belanda di Indonesia seperti parik tepung tapioka, pabrik teh, pabrik gula, dan pabrik rokok/tembakau. Mereka biasa kalau libur , pagi atau sore hari di hari libur berkumpul ditaman atau serambi rumah sambil menikmati hangatnya teh poci dan gula batu. Kesempatan ini biasa digunakan untuk membicarakan hal-hal lain diluar pekerjaannya. Seperti di negeri-nya di Eropa sana.
    Masyarakat Tegal yang ketika itu menyaksikan membuat kegiatan para majikannya itu ditiru dengan penyesuaian sana-sini. Jika orang-orang Belanda menikmati teh poci dan hangatnya pagi atau sore hari sambil bercengkerama, maka orang pribumi membuat acaranya selepas dari kerja atau hari libur. Kemudian mereka tidak berada di taman atau serambi rumah pejabat Belanda, tetapi di warung-warung moci sambil ngobrol ini itu.
    Ternyata ini menjadi budaya orang Tegal hingga kini. Moci itu seperti kebiasaan orang Eropa. Adapun isi obrolan tentu tidak tau apa itu ndopok/goroh atau obrolan serius, yang penting tempat untuk santai sambil menikmati teh poci dan gula batu.

    
SociĆ«teit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) di Banyumas (1900-1905)

Rabu, 13 Maret 2013

TIDAK SEMUA WARTEG PEDAGANGNYA ORANG TEGAL

Tidak semua warteg (warung tegal) pedagangnya orang Tegal, tetapi bisa juga orang Pekalongan, Brebes, Pemalang, atau orang Banyumas. Kadung sing awit-awit dodol iku wong Tegal , Sudah terlanjur yang mempopulairkan warung nasi di kota-kota itu adalah orang Tegal dan disebut Warung Tegal dan populair dengan singkatan warteg maka masyarakat menyebut setiap warung nasi yang menjual nasi dan lauk khas seperti tempe, sayur asem, sayur lodeh, pepes ikan, jamur, peda, bakwan , oreg tempe, dan lalapan itu disebut warung tegal atau warteg. Padahal bukan tidak mungkin pedagang warung nasi itu adalah penduduk sekitar kota itu dan bukan orang tegal asli yang menetap atau datang berdagang di kota itu.
   Inilah yang menjadi suatu pertanyaan mengapa demikian? Tidak seperti rumah makan padang yang dibuka di hampir setiap kota ada, pasti yang mengelola orang padang atau setidaknya orang Minang Sumatra Barat. Kalaupun ada rumah makan padang milik orang jawa, maka juru masaknya pasti orang Padang. Hal ini dikarenakan masakan padang memiliki masakan khas yang hanya dimengerti/ dipelajari oleh orang padang saja.
   Permasalahan ini dikarenakan masakan khash Tegal asli bukan tidak bisa dibuat di luar daerah tegal tetapi khas asli Tegal itu mudah dibaca resepnya atau dimasak aleh orang kebanyakan. Tidak ada menu yang sulit dan memerlukan koki yang khusus. Saya kira membuat tahu aci banyak ibu-ibu pandai membuatnya, begitu kata seorang pedagang  warteg  di daerah Bekasi. Hanya tahu -nya mungkin yang berbeda rasa karena produksi setempat.
   Kemudian sayur asem dan sayur lodeh yang menjadi khas warteg lainnya juga mudah buat oleh ibu-ibu tumah tangga. Jadi yang berbeda apanya?
   Menurut Susanto tokoh budaya nasionalis asal Brebes Jawa Tengah mengatakan bahwa yang membedakan warteg asli Tegal dan warteg dari pedagangnya yang bukan orang tegal adalah karakteristik pelayannya/penjualnya. Yakni bahasa, dialek tegal dan perilaku itu saja , katanya. Menurutnya wong tegal tetap memiliki suara dasar asli Tegal meskipun bicara menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian karakter pelayannya juga terlihat jika orang tegal yakni sopan dan menghargai pembeli, kata-kata monggo, mas, mbak, bapake, mba'e, bune (ibune) sering terdengar di mulut pelayan itu sebagai ucapan mengiring sopan santun.
   Sedangkan karakter lain yaitu perilakunya yang membuat siapa pun berdecak kagum seperti tidak tegaan jika menghadapi pembeli atau oarang yang datang meminta makan dengan uang kurang atau bahkan gratis sekalipun tetap dilayani dengan sopan. Tidak memandang siapa pembelinya, miskin atau orang kaya, pejabat atau buruh, pekerja atau pengangguran tetap dilayani dengan sopan. Pendek kata kekhas tegal ini tak akan terlihat di warteg yang bukan asli wong tegal.
   Khas Tegal lainnya adalah sistem swalayan (melayani sendiri) untuk mengambil lauk teman nasi, pebeli hanya dituntuk mengukur apa yang diambilnya saja. Jika uangnya pas boleh bertanya pada pelayannya, ini berapa Mbak? kalau mengambil telur dadar atau telur asin. Jadi jangan sampai walaupun swalayan nanti bayarnya pake ninggalkan jam tangan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dan ini oleh pedagang warteg asli tegal tak dikehendaki. "Jangan pakai ini lagi , kapan-kapan kalau mampir lagi saja bayarnya." Demikian kata Om Santo sambil tertawa.
   (masagus, 14 Maret 2013) 
   

   

Selasa, 12 Maret 2013

WONG TEGAL NGOPENI MANGAN RAKYAT KECIL NUSANTARA AWIT MBIYEN

WONG TEGAL NGOPENI RAKYAT KECIL NUSANTARA AWIT MBIYEN, memang benar gelombang "merantau" besar-besaran itu  sejak mulai Orde Baru. Ini dimulai ketika kala itu di daerah tegal terjadi krisis ekonomi terutama masa transisi dari masa pemerintahan Orde Lama ke Pemerintahan Orde Baru. Kala itu kehidupan di dearah Jawa Tengah terasa sekali menyusahkan rakyat, dimana politik mempengaruhi ekonomi. Termasuk daerah kabupaten tegal dan sekitarnya.
    Kala itu perekonomian jatuh dibanding masa- awal kemerdekaan. Pemerintah tahun 1965-1971-an tak lagi sempat memikirkan kemajuan pertanian , yang kelihatan menonjol justru masalah-masalah politik saja.
Pabrik -pabrik gula, rokok, teh, dan penggilingan beras banyak yang tak aktif dan ditinggalkan pemiliknya yang kebanyakan orang Cina. Mereka lebih memilih menyelamatkan diri ketimbang terbawa arus dan hiruk pikuk politik kala itu.
    Hal diatas sebetulnya adalah ketidak terimaan rakyat atas rasa perjuangan mereka sejak sebelum kemerdekaan dengan dampak dari perubahan  yang dialaminya dimasa transisi itu. Di Jawa Tengah bukan saja rakyat berjuang melawan penjajah tetapi juga banyak pendududk berjuang membela tentara Republik Indonesia baik memberi perlindungan dan juga mencukupi kebutuhan makannya. Namun di tahun-tahun peralihan itu yang didapat hanya tidakan kesewenangan oleh tentara yang justru pada zaman perang kemerdekaan banyak dibantunya. Dengan dalih penumpasan terhadap siapa yang terlibat partai terlarang.
    Dalam sebuah syair lagu keroncong ciptaan Gesang, "Dongengan" terdapat syair sebagai berikut :
"Sinten sing purun kulo dongengi, dongenge sedulur dheso, sugih sawah lan sugih pari, ....
  si kakang lan mbakyu sing nampi ...........suka lan relo .....
  mbesuk yen aman walesmu opo..."
Mereka memberi makan minum dan sebagainya ketika agresi militer II 1949 dengan suka rela tetapi hanya dibalas kekerasan dan penindasan semena-mena.
      Begitu juga di daerah kabupaten/kota Tegal tak jauh beda keadaan dengan di Jawa Tengah pada umumnya. Bagi orang yang berada kala itu mungkin masih bisa bertahan dan tetap berada di desa , namun bagi masyarakat miskin ini menjadi kesusahan yang berdampak pada sanak keluarga. Dengan bekal keberanian dan tekad yang luar biasa mereka mencari penghidupan di daerah lain. Mula mereka mengunjungi sanak keluarga yang terdapat di daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan apa saja atau merantau ke kota-kota besar untuk menjadi kuli atau buruh apa saja.
   Disinilah kepiawaian wong tegal, mereka yang memebawa anak istri disamping bekerja apa saja mereka berusaha agar modal yang dibawanya itu dapat bertahan di daerah lain meski harus bisa makan tiap hari. Warisan nenek moyangnya sebagai "juru masak" karena memang orang tegal kebanyakan pandai memasak dipraktekannya dalam masa itu dengan banyak menjual nasi yang kemudian terkenal dengan sebutan "warung tegal" ini karena penjualnya kebanyakan orang tegal.
   Demikian menu makanan di warung tegal demikian sederhananya seperi memberi makan keluarganya sendiri. Sampai kini sayur lodeh, tempa dan tahu akrab di warung tegal sejak doeloe.
   Yang menjadi luar biasa lagi adalah keberanian merantau ke kota-kota lain di seluruh nusantara itu. Mungkin ini dikarenakan rasa solidaritas atar sesama orang tegal, jika di sebuah kota banyak warung tegal maka apabila membuka warung lagi bergeser di kota lain yang berdekatan dengan warung tegal yang sudah berdiri.
    Warung tegal yang mulai berdiri dan tumbuh di setiap kota-kota di nusantara itu mendapat sambutan luar biasa dari warga daerah itu. Nasi warteg menjadi tempat sasaran pekerja-pekerja pembangunan diawal pembangunan orde baru dimulai di kota. Pendek kata setiap ada proyek pembangunan maka pedagang warung tegal mengikutinya. Samapai-sampai mereka mengundang saudara-saudaranya yang di daerah untuk ikut berdagang warung tegal.
    Bukan di Jawa saja mereka bisnis makanan ini, tetapi juga sampai luar jawa se nusantara. Para pekerja pembangunan merasa tak enak jika proyek itu tidak diiringi oleh tukang masaknya dari tegal. Mereka merasa  makan di warung tegal murah harganya sehingga ada lebih upah buruh untuk ditabung/dibawa pulang setelah dipotong makan di tem[pat kerja. Warung tegal ngopeni rakyat kecil nusantara swit mbiyen. *** (masagus, 13 Maret 2013)

KALAU MAU JADI ORANG BESAR, MERANTAULAH DEMIKIAN KATA LELUHUR TEGAL

Ya, begitulah kira-kira, merantaulah kalau mau menjadi orang besar. Tak pedikit putra Tegal yang menjadi orang besar, hanya belum saja ada presiden atau wakil presiden dari Tegal. Kalu mentri dan pejabat kementrian atau artis memang sudah banyak, Bahkan banyak juga yang menjadi pejabat daerah di luar kabupaten Tegal.
   Jadi sebenarnya bukan hanya pedagang nasi goreng, ayam goreng, atau warung tegal yang mengisi setiap kota di Jawa, tetapi juga banyak orang penting di luar Kabupaten Tegal yang asli putra Tegal. Terkadang kita tak menyadari ada keluarga tetangga kita yang berhasil di negeri orang. Mereka berhasil setelah merantau ke luar Tegal. Rata-rata mereka enggan kembali karena merasa berhasil di perantauan. Tak sedikit pengusaha asal tegal yang sukses di luar Tegal. 

   Nama-nama seperti Cici Tegal, Limbad merupakan  mereka yang sukses di duania artis. Kemudian Mentri Suswono, Muhammad Maruf Ambari Romla , juga berasal dari Tegal. Nama seniman-seniman tegal juga menusantara seperti Dalang Enthus Susmono, dalang kondang ini sudah menjadi dalang Nasional dan diakui Kraton Ngayogyakartahadiningrat.  Kemudian penyair Piek Ardijanto, Dyah Setyowati, adalah penyair yang namanya sudah menjadi bahan ajar pendidikan sastra nasional. Belum lagi lainnya, yang setingkat perwira menengah ke bawah baik di TNI maupun Polri. Pendek kata pancen wong Tegal njlajah nusantara.  

TOKOH TEGAL PANTAS MENJADI CALON BUPATI TEGAL

dr. H Mohammad Edi Utomo

Enthus Susmono


Limbad


Rojikin



Marhaenis Siswanto


Sugono


Tri Laksono


Drs. Haron Bagas Prakoso M Hum

Catur Puja Sulistyawan SE


Dodi Subkhan


 (Sekda Kabupaten Tegal)

 H Moch Hery Soelistyawan SH.MHum

 (Ketua DPC Partai Demokrat)

 DR Ayu Palaretin Can Ssos MM

Fikri Fakih

Ketua Fraksi PKS DPRD Prov Jateng

Syamsul Bakhri

 (Pengusaha)

 Rinto Sujatno

 (Pensiunan Departeman Penerangan)

 Tafrifudin Sag Mpd

 (pegawai Depag Tegal)

Abdul Kholik 

(Kepala Desa Balapulang)

HA Ghautsun

Sabtu, 09 Maret 2013

KI ENTHUS SUSMONO CALON BUPATI KABUPATEN TEGAL oleh Rg Bagus warsono



KI ENTHUS SUSMONO

oleh Jayabayane:
Watak : gambaran Werkudoro/Jaya Sena/Bimo : Jujur, bijaksana, tidak tegaan (memliki rasa sosialyang tinggi), senantiasa menggunakan aturan hukum, tulus, tegas, dan berwibawa.

Pembawaan : Semua orang akan memanggil  sebagai kakak/memanggil dengan panggilan Mas , meskipun lebih tua umurnya. Dewasa dalam berbicara, bahkan menjadi referensi oleh saudara-saudaranya.


Manfaat : gambaran seorang Perwira/Senopati abdi negara dan keluarga. Bisa ngayomi.


Istimewa: Sebetulnya ia sudah menjadi pemimpin/raja sejak masih muda


Tabiat: Pendiriannya sangat kuat/keras , namun pemaaf


Cita-rasa: tidak selalu puas dengan prestasi yang diperolehnya.

dr. H MOHAMMAD EDI UTOMO



dr. H MOHAMMAD EDI UTOMO 

Ki Enthus Susmono, budayawan



Enthus Susmono adalah seorang dalang wayang yang sangat kesohor di Indonesia. Kepopulairannya diawali dengan cara mendalang wayang yang beda dengan dalang wayang lainnya. Ia juga seorang tokoh di bidang pewayangan di Indonesia. Seperti pendahulunya Ki Nartosabdo, Enthus Susmono sebelum mendalang di suatu tempat , is sebelumnya mempelajari terlebih dahulu budaya dan karakter masyarakat dimana ia akan mendalang di suatu tempat. Ki Enthus Susmono adalah juga dalang yang biasa tampil di Keraton Yogyakartahadiningrat, Istana Presiden, dan Taman Mini Indonesia Indah. Beliau seorang pegiat seni yang terus berkarya, ia tidak saja mendalang, namun juga memberikan makna filosofi cerita dan wujud wayang dalam setiap pagelarannya. Kecintaannya pada wayang ini sampai mendirikan Rumah Wayang sebuah mesium wayang sebagai siwata pengetahuan bagi mereka yang ingin mendalami wayang. Setiap ndalang Ki Enthus selalu bilang, “Terima uangnya saja, terus jangan pilih orangnya.Ngapusi sing tukang ngapusi kuwe impas,” ujarnya yang disambut gelak tawa.

Enthus Susmono, tokoh tegal yang banyak disebut sebagai calon bupati oleh warga kabupaten tegal jelang pemilukada Kabupaten Tegal

Dalang Enthus: Populer tak jamin Limbad jadi Bupati Tegal
Enthus Susmono

Enthus Susmono, tokoh tegal yang banyak disebut  sebagai calon bupati oleh warga kabupaten tegal jelang pemilukada Kabupaten Tegal

Mohammad Ma'ruf Ambari Romla


Mohammad Ma'ruf adalah menteri dalam negeri pada kabinet Indonesia bersatu. Dia adalah pensiunan perwira tinggi militer dengan pangkat Letnan Jenderal TNI. Sebagai pamong, dia terkenal sangat menjunjung tinggi supremasi hukum dalam membina kehidupan sosial politik dalam negeri yang sangat dinamis. Mantan Kassospol ABRI dan gubernur Akademi Militer 
Mohammad Ma'ruf

Nasional tersebut mengerti peta kekuatan politik tanah air.
Pria kelahiran Tegal, 20 September 1942 ini menjalankan aturan main untuk taat kepada prinsip-prinsip, aturan main dan asas hukum sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kader partai Demokrat ini kukuh menganut prinsip politik kewarganegaraan sebagaimana yang dianut oleh stiap perwira militer sejati, yakni apa yang terbaik untuk rakyat adalah yang terbaik untuk negara.
Berdasarkan pengalaman selaku Kassospol, Ma'ruf paham betul cara memenangkan pemilu. Dia ditunjuk menjadi Ketua Tim Kampanye SBY-Kalla. Sebagai menteri dalam negeri, dia getol pada pelaksanaan Pilkada agar dapat memberi hasil maksimal di tengah-tengah warna politik para kontestan yang multipolar. Ma'ruf juga meminta untuk dilaporkan setiap proses tahapan pelaksanaan Pilkada tingkat provinsi, kabupaten atau kota secara berkala.
Dia adalah sosok yang sederhana dan bersahaja. Meski sudah jenderal, saat pulang ke kampung, Ma'ruf langsung akrab dengan warga. Membaur layaknya bertemu kawan lama. Tidak pernah merasa ingin diperlakukan lebih. Bahkan kesukaannya terhadap sayur asem dan rujak ulek Yu Demah tidak pernah ditinggalkan. Ma'ruf juga suka makan kerupuk anthor yang khas Tegal.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Nama Lengkap : Mohammad Ma'ruf Ambari Romla
Alias : Ma'ruf Ambari | Ma'ruf
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tegal, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Minggu, 20 September 1942
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia

Istri : Hj. RR. Susiyati Hasmeng Mohammad Ma'ruf

SUSWONO


Suswono
Sejak kecil, Suswono terkenal sebagai anak yang pintar, ini dapat dilihat dari prestasinya ketika bersekolah di mana dia juga sempat mendapatkan penghargaan sebagai pelajar teladan semasa SMA dan menjadi lulusan terbaik Sepadya pada tahun 1987. Pria kelahiran Tegal ini merupakan lulusan Program S1 Sosial Ekonomi Peternakan IPB pada tahun 1984, selanjutnya dia meneruskan pendidikannya di Magister Manajemen Agribisnis dan Doktoral Manajemen Bisnis IPB. 


Suswono mengawali karir politiknya dengan bergabung pada Partai Keadilan Sejahtera. Pada tahun 2004, Suswono menjadi caleg dan maju ke bursa pemilihan umum. Dia akhirnya terpilih dan dipercaya untuk menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang membidangi masalah pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, kelautan, dan pangan.

Sebelum menjabat sebagai anggota DPR RI, Suswono pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Kehutanan tahun 1999 hingga tahun 2001. Pada tahun 2009, ketika presiden SBY melakukan reshuffle kabinetnya, Suswono terpilih untuk menggantikan Dr. Ir. H. Anton Apriyantono, MS yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertanian. Bagi Suswono, dunia pertanian bukanlah sesuatu yang baru.

Sebagai nahkoda baru di Departemen Pertanian, Suswono menyatakan telah menetapkan visinya yaitu Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Nilai Tambah, Daya Saing Ekspor dan Kesejahteraan Petani.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
Dari merdeka.com



Nama Lengkap : Suswono
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tegal, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 20 April 1959
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia

Ayah : H. Asyraf
Ibu : Hj. Suratni 
Istri : Mieke Wahyuni
Anak : Anna Mariam FadhilahAdilah IhsaniMuhammad Usaid GharizahSarah Nabila

SRI WAHYUNINGSIH (CICI TEGAL)









LIMBAD , ARTIS PESULAP



Senin, 04 Maret 2013

KABUPATEN SLAWI TERKENAL SUMBER AYAM BANGKOK ADUAN












Ciri-ciri ayam bangkok itu badannya tinggi terlihat ketika masih kecil, kalau berjalan lehernya berdiri walau kepalanya menunduk, kakinya bersisik membuka seperti kuku tidak menutup seperti sisik ikan, jari-jarinya mencengkeram sehingga tampak membengkok tapi bukan cacad, jalunya tidak lacip tajam, tapi bertulang tumbuh. Jenggernya tidak mekar tapi kecil menjulur ke belakang kepala namun merupakan mahkota yang serasi. Bila ada bulu putih ia sumputkan di balik bulu hitamnya.

Kabupaten tegal terkenal dengan ayam bangkok aduannya. Para penggemar ayam bangkok aduan dari berbagai penjuru datang ke tegal mencari ayam aduan.

Hikayat:
Menurut sejarah kerajaan Demak dan Mataram Islam rakyat tegal telah terkenal sebagai masyarakat yang "kepakai" (ke anggo) oleh kerajaan baik sebagai pegawai kerajaan, pesuruh, sais dokar, juru tulis, juru masak atau pun prajurit. Yang disebut terakhir ini terbukti banyak orang tegal dimana-mana, terutama pada waktu Mataram menyerang Batavia (Jakarta) orang-orang tegal yang  kala itu menjadi prajurit karena matut pada tugasnya dan tak ada intruksi kerajaan untuk kembali pulang maka mereka terdampar di kantong-kantong pasukan seperti di Jakarta Utara, Bebelan Bekasi, Rengas Dengklok, Karawang, pusaka negara subang dan Indramayu.

Nah hubungannya dengan ayam bangkok aduan, adalah perlambang bahwa orang tua yang anak-anak mudanya diutus ke medan perang diibaratkan seperti ayam jago. Ayam jago yang gagah dan pilih tanding (tiadak terkalahkan), Bahkan menurut hikayat itu banyak para senopati (perwira) perang Kerajaan Demak dan Mataranm Islam yang berasal dari Tegal.