Sultan Agung Hanyokrokusumo mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628.
Tumenggung Bahurekso merupakan salah satu Panglima Perang dari Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kerajaan Mataram Islam. Tumenggung Bahurekso dijadikan penguasa di Kendal.
Menurut, Prof. Dr. Husein Jayadiningrat, seorang pakar sejarah Indonesia, Tumenggung Bahurekso tewas setelah mengalami luka parah pada kaki kanan yang hampir putus terkena peluru meriam Tentara Kompeni Belanda usai menyerang Batavia. Meski sempat melarikan diri lewat laut, lantaran lukanya yang amat parah dan terus mengeluarkan darah, Tumenggung Bahrekso akhirnya wafat ketika sampai di daerah lebaksiu dan dimakamkan di tempat itu juga.