Senin, 29 Juli 2013

ENDAH LARAS


lahir di Solo pada 3 Agustus 1976. Sejak kecil dia sudah akrab dengan dunai seni karena ayahnya adalah seorang dalang wayang kulit.  Bakat berkesiannya terlihat semenjak dia masih sangat muda.  Kemenangannya pada sebuah kompetisi tari tahun 1988 adalah momentum awal baginya untuk mengeluti dunia seni secara serius dan intens, terutama menyanyi dan menari.




Pengalaman berkeseniannya-pun semakin luas seiring dengan beragam prestasi yang ia dapat dalam berbagai ajang kompetisi, teruatama kompetisi menyanyi.
Pada tahun 1996 Ia memulai karier profesionalnya sebagai penyanyi. Dia bekerja di proyek-proyek dari sejumlah komponis Indonesia seperti ; Anjar Any, Manthou’s, Mus Mulyadi, Cak Diqin dan aktif merekam beberapa album musik komersial hingga tahun 2011, Beberapa album yang pernah diproduksinya adalah ; album rekaman “Keroncong Gemes”, Album rekaman kendang kempul “Lelo Ledhung”, album rekaman  campursari “Aja Kanda Sapa-Sapa”, “Gajah Lampung”, dan lain-lain.  Terakhir tahun 2011 ia merekam album “Keroncongkoe”.
Kekayaan warna suaranya yang mempesona , keintiman dan totalitasnya menggeluti dunia seni yang yang melintas batas , membuka kesempatannya untuk bekerjasama aktif dalam karya beberapa seniman , seperti: Ki Anom Suroto (dalang), Ki Manteb Soedharsono (dalang), Ki Enthus Susmomo (dalang), Slamet Gundono (dalang wayang suket), Dedek Wahyudi (komposer gamelan) , Mugiyono Kasido (koreografer), I Wayan Sadra (komposer), Wied Sendjayani (koreografer balet), Jadug Ferianto (komposer), Garin Nugroho (Sutradara film), dan lain-lain.
Pada tahun 2009 Ia terlibat dalam  pementasan wayang kulit  rai wong “Dewa Ruci’ dengan dalang Ki Enthus Susmono yang dipentaskan pertama kali di Festival Wayang Internasional di Denpasar Bali, dan di beberapa Negara ; Belanda, Belgia, Perancis dan Korea.

Tahun 2010 Ia terlibat sebagai penari, penyanyi dan musisi dalam pertunjukan "Opera Jawa"  yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Dipentaskan dalam rangka 100 tahun Tropen Museum di Amsterdam Belanda, di Musee du quai Branly Paris, Solo, Jogyakarta dan Jakarta. Tahun 2012 kembali Ia terlibat dalam karya garin Nugroho, film “Soegija”.
 (copyright by Honggo Panglimahttps://www.facebook.com/Hanggowo)