ROJIKIN AH, SH
Tegal Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi merupakan kabupaten erat dengan Kota Tegal, yang memang berasal dari Kabupaten Tegal yang dulu merupakan sebuah Kadipaten Tegal yang juga mencakup wilayah Kabupaten Brebes dan Pemalang. Maka tak heran bila banyak seni-budaya mirip sama. Bangga memiliki Kabupaten Tegal. Tegal juga merupakan daerah Banyumasan dengan rumpun budayanya seperti kabupaten saudaranya Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen di selatan kaki gunung Slamet.
Selasa, 30 Juli 2013
Senin, 29 Juli 2013
ENDAH LARAS BINTANG BERSINAR ARTIS INDONESIA SAAT INI
perempuan kelahiran Solo, Jawa Tengah, 3 Agustus 1976, tampak begitu besar. Maklumlah, Endah dilahirkan dan besar di lingkungan keluarga yang memang kental darah seninya. Neneknya merupakan dalang putri pertama di Indonesia, sementara sang kakek dan ayahandanya juga berprofesi sebagai dalang wayang kulit. Darah seni yang mengalir di tubuh Endah juga berasal dari sang ibu yang berprofesi sebagai guru tari jawa.
ENDAH LARAS
lahir di Solo pada 3 Agustus 1976. Sejak kecil dia sudah akrab dengan dunai seni karena ayahnya adalah seorang dalang wayang kulit. Bakat berkesiannya terlihat semenjak dia masih sangat muda. Kemenangannya pada sebuah kompetisi tari tahun 1988 adalah momentum awal baginya untuk mengeluti dunia seni secara serius dan intens, terutama menyanyi dan menari.
Pengalaman berkeseniannya-pun semakin luas seiring dengan beragam prestasi yang ia dapat dalam berbagai ajang kompetisi, teruatama kompetisi menyanyi.
Pada tahun 1996 Ia memulai karier profesionalnya sebagai penyanyi. Dia bekerja di proyek-proyek dari sejumlah komponis Indonesia seperti ; Anjar Any, Manthou’s, Mus Mulyadi, Cak Diqin dan aktif merekam beberapa album musik komersial hingga tahun 2011, Beberapa album yang pernah diproduksinya adalah ; album rekaman “Keroncong Gemes”, Album rekaman kendang kempul “Lelo Ledhung”, album rekaman campursari “Aja Kanda Sapa-Sapa”, “Gajah Lampung”, dan lain-lain. Terakhir tahun 2011 ia merekam album “Keroncongkoe”.
Kekayaan warna suaranya yang mempesona , keintiman dan totalitasnya menggeluti dunia seni yang yang melintas batas , membuka kesempatannya untuk bekerjasama aktif dalam karya beberapa seniman , seperti: Ki Anom Suroto (dalang), Ki Manteb Soedharsono (dalang), Ki Enthus Susmomo (dalang), Slamet Gundono (dalang wayang suket), Dedek Wahyudi (komposer gamelan) , Mugiyono Kasido (koreografer), I Wayan Sadra (komposer), Wied Sendjayani (koreografer balet), Jadug Ferianto (komposer), Garin Nugroho (Sutradara film), dan lain-lain.
Pada tahun 2009 Ia terlibat dalam pementasan wayang kulit rai wong “Dewa Ruci’ dengan dalang Ki Enthus Susmono yang dipentaskan pertama kali di Festival Wayang Internasional di Denpasar Bali, dan di beberapa Negara ; Belanda, Belgia, Perancis dan Korea.
Tahun 2010 Ia terlibat sebagai penari, penyanyi dan musisi dalam pertunjukan "Opera Jawa" yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Dipentaskan dalam rangka 100 tahun Tropen Museum di Amsterdam Belanda, di Musee du quai Branly Paris, Solo, Jogyakarta dan Jakarta. Tahun 2012 kembali Ia terlibat dalam karya garin Nugroho, film “Soegija”.
Enthus Susmono Calon Bupai Kabupaten Tegal yang digadang-gadang rakyat Tegal
Ki Enthus Susmono (lahir di Tegal, 21 Juni 1966; umur 47 tahun) adalah seorang dalang yang berasal dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Ia adalah anak satu-satunya Soemarjadihardja, dalang wayang golèk terkenal dari Tegal dengan istri ke-tiga bernama Tarminah. Bahkan R.M. Singadimedja, kakek moyangnya, adalah dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram.
KI Enthus Susmono dengan segala kiprahnya yang kreatif, inovatif serta intensitas eksplorasi yang tinggi, telah membawa dirinya menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang dimiliki negeri ini. Pikiran dan darah segarnya mampu menjawab tantangan dan tuntutan yang disodorkan oleh dunianya, yaitu jagat pewayangan.
Gaya sabetannya yang khas, kombinasi sabet wayang golek dan wayang kulit membuat pertunjukannya berbeda dengan dalang-dalang lainnya. Ia juga memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menyusun komposisi musik, baik modern maupun tradisi (gamelan). Kekuatan mengintrepretasi dan mengadaptasi cerita serta kejelian membaca isu-isu terkini membuat gaya pakeliran-nya menjadi hidup dan interaktif. Didukung eksplorasi pengelolaan ruang artisitik kelir menjadikannya lakon-lakon yang ia bawakan bak pertunjukan opera wayang yang komunikatif, spektakuler, aktual, dan menghibur. Pada tahun 2005, dia terpilih menjadi dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia yang diselanggarakan di Taman Budaya Jawa Timur. Dan pada tahun 2008 ini dia mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di Denpasar, Bali.
Ia adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan wayang menjadi media komunikasi dan dakwah secara efektif. Pertunjukan wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat seperti: kampanye; anti-narkoba, anti-HIV/Aids, HAM, Global Warming, program KB, pemilu damai, dan lain-lain. Di samping itu dia juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media Wayang Wali Sanga.
Kemahiran dan ‘kenakalannya’ mendesain wayang-wayang baru/kontemporer seperti wayang Goerge Bush, Saddam Husein, Osama bin Laden,Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan Harry Potter, Batman, wayang alien, wayang tokoh-tokoh politik, dan lain-lain membuat pertunjukannya selalu segar, penuh daya kejut, dan mampu menembus beragam segmen masyarakat. Ribuan penonton selalu membanjiri saat ia mendalang. Keberaniannya melontarkan kritik terbuka dalam setiap pertunjukan wayangnya, memosisikan tontonan wayang bukan sekadar media hiburan, melainkan juga sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.
Baginya, wayang adalah sebuah kesenian tradisi yang tumbuh dan harus selalu dimaknai kehadiriannya agar tidak beku dalam kemandegan. Daya kreatif dan inovasinya telah mewujud dalam berbagai bentuk sajian wayang, antara lain: wayang planet (2001-2002), Wayang Wali (2004-2006), Wayang Prayungan (2000-2001), Wayang Rai Wong (2004-2006), Wayang Blong (2007) dan lain-lain. Museum Rekor Dunia Indonesia-pun (MURI) menganugerahi dirinya sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491 wayang). Dan beberapa wayang kreasinya telah dikoleksi oleh beberapa museum besar di dunia antara lain; Tropen Museum di Amsterdam Belanda, Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) New Mexico, dan Museum Wayang Walter Angts Jerman. Semuanya tak lain dimuarakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap wayang, penajaman pasar, dan membumikan kembali wayang kulit di tanah air tercinta ini.
Jumat, 19 Juli 2013
Indonesia Research Center (IRC): Hasil survai Elektabilitas tokoh calon presiden 11 Juli 2013
Survei dilakukan pada 8-11 Juli 2013.
Survei ini melibatkan 794 responden yang dipilih secara acak dari buku telepon residensial terbaru terbitan Telkom. Dengan jumlah sampel di atas maka margin of error (MoE) + 3.48 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut hasil lengkap surveinya:
1. Joko Widodo: 34.2 persen
2. Prabowo Subianto: 8,2 persen
3. Wiranto: 6,7 persen
4. Dahlan Iskan: 6,3 persen
5. Megawati: 6,1 persen
6. Jusuf Kalla: 3,7 persen
7. Aburizal Bakrie: 3,2 persen
8. Mahfud MD: 2,8 persen
9. Lainnya: 9,4 persen
10. Golput: 2,1 persen
11. Belum ada: 3,7 persen
12. Tidak jawab: 7,3 persen
13. Belum tahu: 8,1 persen
Survei ini melibatkan 794 responden yang dipilih secara acak dari buku telepon residensial terbaru terbitan Telkom. Dengan jumlah sampel di atas maka margin of error (MoE) + 3.48 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut hasil lengkap surveinya:
1. Joko Widodo: 34.2 persen
2. Prabowo Subianto: 8,2 persen
3. Wiranto: 6,7 persen
4. Dahlan Iskan: 6,3 persen
5. Megawati: 6,1 persen
6. Jusuf Kalla: 3,7 persen
7. Aburizal Bakrie: 3,2 persen
8. Mahfud MD: 2,8 persen
9. Lainnya: 9,4 persen
10. Golput: 2,1 persen
11. Belum ada: 3,7 persen
12. Tidak jawab: 7,3 persen
13. Belum tahu: 8,1 persen
Sabtu, 13 Juli 2013
Pecel Slawi Laris di bulan Ramadhan
Pecel slawi itu khas, yakni daun kangkung, dan tauge, namun sambelnya sambal kacang dengan diberi sedikit buah asem (asam) sehingga berasa nikmat. Pecel slawi ada juga dengan daun singkong atau daun ubi jalar. Krupuk khas slasi yakni krupuk gendar. Dalam bulan puasa ini pecel menjadi makanan favoriete keluarga setelah berbuka puasa. Penikmatnya bukan hanya kalangan biasa namun juga mereka yang bermobil mewah mencari pecel slawi ini. Bagi keluarga yang kreatif , ibu2 cukup membeli bahan-bahannya saja di pasar dan meraciknya sendiri di rumah. Buatan ibu kadang lebih terjamin kebersihannya, namun ibu mana yang berduit mau membuat pecel sendiri, bukannya tidak bisa, tetapi sambal bikinan pedagang lebih nikmat rasanya.
Langganan:
Postingan (Atom)