Jumat, 22 Februari 2013

KONTROFERSI KULINER SEGA PONGGOL

Salah satu makanan khas daerah menjadi kebanggaan warga daerah itu. Namun bukan tidak mungkin makanan serupa dibuat di daerah lain. Apalagi daerah lain itu merupakan kabupaten/kota tetangga. Inilah yang menjadi kontrofersi asal kuliner dari daerah mana. Salah satu makanan khas yang sering diperdebatkan adalah SEGA PONGGOL. Makanan ini diperdebatkan dari daerah mana berasal. Sebab sega ponggol ada di Brebes, Kota Tegal, dan Pemalang.
    Makanan memang berasal menurut kekayaan daerah itu. Baik jenis rasa, rupa, kandungan materi makanan, sampai pembungkus makanan. Sega ponggol yang memiliki jenis makanan nasi (bisa untuk sarapan pagi, makan siang, sore atau malam) ini rupa dibungkus daun pisang dengan pincukan (lipatan daun) yang menggunakan biting (lidi) atau tanpa menggunakan lidi pengunci daun tapi dengan melipat daun itu ujung-ujungnbya setelah menutupi sega ponggol. Rasa aroma sega ponggol yakni sambelnya dan masakan  tempe yang beraroma bawang.
   Dari hal itu ternyata sega ponggol ada diantara daerah-daerah tersebut. Jika begitu maka sega ponggol milik ke empat daerah itu. Kuranglah bijak jika sega ponggol diklaim menjadi kuliner khas daerah tertentu.
   Kita ambil contoh tempe di daerah Cilacap dan Banyumas di sana dulu orang membuat tempe menggunakan daun jati, sehingga memiliki rasa aroma yang khas, ini disebabkan karena di sana pada saat itu banyak daun jati. Orang yang akan membuat mendoan disana tinggal menggoreng tempe yang dibungkus daun jati tanpa memotongnya dan jadilah mendoan. Hal yang sama juga tempe tersebut diproduksi masyarakat kabupaten Tegal dan Brebes dimana di daerah itu terdapat daun jati yang mudah didapat.
   Sega ponggol zaman dulu juga dibungkus daun jati. Karena daun jati itu lebar dan cukup selebar daun jati bisa menutupi sega ponggol itu, praktis dan tanpa dikunci biting (lidi) lagi. Makanan ini dulu sengaja dibuat untuk para pekerja perkebunan tebu yang kebetulan ada di Kabupaten Tegal dan Brebes. Mereka yang hendak berangkat ke kebun tebu baik masa tanam maupun panen biasa disediakan sega ponggol oleh majikannya atau mandornya.
   Belakangan sega ponggol dibungkus daun pisang. Ini dikarenakan pohon jati sudah mulai jarang ditanam di pekarangan rakyat. Seperti di Kota Tegal dan Kab Pemalang serta Brebes dan Kab. Tegal sega ponggol dibungku daun pisang. Tapi di Kab. Tegal masih ada juga dijumpai sega ponggol dibungkus daun jati.
   Sega ponggol juga telah lama populer di Brebes, dimana makanan ini menjadi tradisi petani bawang/ lombok (brambang) terutama untuk makan sarapan pagi petani yang mau ke kebun. Bahkan sega ponggol menjadi menu diantara rapat-rapat warga desa.
   Menurut Mbah Soewarso Ronggo Kastuba (pensiunan matri polisi Brebes diawal kemerdekaan, ayah dari Bpk Untung Basuki exs Kepala Trantib Brebes 1980-an dan Bpk Untung Basuki ini adalah ayah dari Bpk Yuniar Syamsul Huda anggota DPRD Brebes-2011-2015) tahun 1979 menuturkan pada penulis bahwa sega ponggol diberikan untuk para pekerja perkebunan tebu zaman kolonial dulu itu dengan maksud supaya adil dan sega sewakul (bakul) itu cukup suntuk sekian pekerja sehingga dipincuk dan ditakar serta dibungkus  dengan sama besarnya dan sama lawuh (teman nasi)-nya.
   Jadi sego ponggol itu sampai sekarang tetap milik Brebes dan Tegal. Apabila ada yang mengklaim kuliner ini milik daerah tertentu monggo-monggo saja namun bila ditarik sudut kebutuhan pekerja perkebunan tebu (pabrik gula) (terdapat sejumlah pabrik gula di Pangkah (Tegal, Jatibarang, dan Tersana)dan historis maka sega ponggol milik Kabupaten Tegal dan Brebes) .
   Penulis tidak bermaksud untuk membuat perdebatan namun jika ada yang dapat melengkapi monggo dilengkapi untuk perbendaharaan kita semua dengan tujuan persaudaraan.
(masagus, 23 Pebreuari 2013)
   

Rabu, 13 Februari 2013

TOKOH KAB.TEGAL


KARWADI SABAN

TOKOH SLAWI


KARWADI SABAN

NAMA BUPATI YANG MEMERINTAH KABUPATEN TEGAL



1. Ki Gede Sebayu ( Juru Demung ) setingkat dengan Bupati
Masa kepemimpinan : 1601 s/d 1620

keterangan : dimakamkan di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang

2. Ki Gede Honggowono ( Juru Demung ) setingkat dengan Bupati
Masa kepemimpinan : 1620 s/d 1625

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

3. Pangeran Adipati Martoloyo

Masa kepemimpinan : 1625 s/d 1678

4. Tumenggung Sindurejo ( Pranantaka )
Masa kepemimpinan : 1678 s/d 1679

5. Tumenggung Honggowono ( Reksonegoro )
Masa kepemimpinan : 1679 s/d 1680

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

6. Tumenggung Secowijoyo

Masa kepemimpinan : …. s/d 1697

7. Tumenggung Secomenggolo

Masa kepemimpinan : 1697 s/d 1700

8. Tritonoto

Masa kepemimpinan : 1700 s/d 1702

9. Tumenggung Bodroyudo Secowardoyo I ( Reksonegoro II )
Masa kepemimpinan : 1702 s/d 1746

10. Tumenggung Secowardoyo II ( Reksonegoro III )Masa kepemimpinan : 1746 s/d 1776

Keterangan : dimakamkan di desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

11. Tumenggung Kartoyodo ( Reksonegoro IV )
Masa kepemimpinan : 1776 s/d 1800

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

12. R.M.Panji Haji Cokronegoro VI
Masa kepemimpinan : 1800 s/d 1816

Keterangan : dimakamkan di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng

13. Tumenggung Surenggrono
Masa kepemimpinan : 1816 s/d 1816

14. Tumenggung Sumodiwangso / Surodiwongso, Suroloyo ( Reksonegoro )
Masa kepemimpinan : 1816 s/d 1819

15. Tumenggung Secomenggolo

Masa kepemimpinan : 1819 s/d 1821

16. R.M.A. Reksonegoro VI
Masa kepemimpinan : 1821 s/d 1857

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum kecamatan Adiwerna

17. Tumenggung Sosronegoro

Masa kepemimpinan : 1857 s/d 1858

18. Mas Ronggo Surodipuro
Masa kepemimpinan : 1858 s/d 1862

19. R. Tumenggung Widyoningrat

Masa kepemimpinan : 1862 s/d 1864

20. R. Tumenggung Panji Sosrokusumo
Masa kepemimpinan : 1864 s/d 1869

21. R.M. Ore ( R.M.A. Reksonegoro VII )
Masa kepemimpinan : 1869 s/d ….

22. R.M. Kis ( R.M.A. Reksonegoro VIII )
Masa kepemimpinan : …. s/d 1903

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum, Kecamatan Adiwerna

23. R.M. Suyitno ( R.M.A. Reksonegoro IX )
Masa kepemimpinan : 1903 s/d 1929

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum, Kecamatan Adiwerna

24. R.M. Susmono ( R.M.A. Reksonegoro X )
Masa kepemimpinan : 1929 s/d 1935

25. J. Patih R. Subiyanto
Masa kepemimpinan: 1935 s/d 1937

26. R. Tumenggung Slamet Kertonegoro 
Masa kepemimpinan : 1937 s/d 1942

27. Mr. Moh. Besar ( merangkap Burgermester )
Masa kepemimpinan : 1942 s/d 1944

28. Raden Sunaryo

Masa kepemimpinan : 1944 s/d 1945

29. Kyai Abu Sujai
Masa kepemimpinan : 1945 s/d 1946

Keterangan : dimakamkan di Talang

30. Prawoto Sudibyo
Masa kepemimpinan : 1946 s/d 1948


31. R. Soeputro
Masa kepemimpinan : 1948 s/d 1949

32. R.M. Susmono Reksonegoro
Masa kepemimpinan : 1949 s/d 1950

33. R.M. Sumindro

Masa kepemimpinan : 1950 s/d 1955

34. R.M. Projosumarto
Masa kepemimpinan : 1955 s/d 1960

35. Sutoro

Masa kepemimpinan : 1960 s/d 1966

Keterangan : dimakamkan di Kebumen

36. Pj. Munadi

Masa kepemimpinan : 1966 s/d 1966

37. Pj. R. Sutarjo

Masa kepemimpinan : 1967 s/d 1967

38. Letkol.R. Supandhi Yudodharmo

Masa kepemimpinan : 1967 s/d….

39. Letkol. R. Samino Sastrosuwignyo
Masa kepemimpinan : 1973 s/d 1977

40. Drs. Herman Sumarmo (Ymt)
Masa kepemimpinan : 1977 s/d 1978

41. Hasyim Dirjosubroto
Masa kepemimpinan : 1978 s/d 1989

42. Drs. H. Wienachto
Masa kepemimpinan : 1989 s/d 1991

43. Drs. Sudiatno (Ymt)
Masa kepemimpinan : 1991 s/d 1991

44. Drs. H. Soetjipto

Masa kepemimpinan : 1991 s/d 1998

45. Drs. Setiawan Sadono (Plt)
Masa kepemimpinan : 1999 s/d 1999

46. Drs. H. Soediharto

Masa kepemimpinan : 1999 s/d 2004

47. Agus Riyanto, SSos, MM
HM. Hammam Miftah, S.Ag, MM (Wakil Bupati )

Masa kepemimpinan : 2004 s/d 2009

48. Agus Riyanto, S.Sos, MM.
H. M. HERRY SOELISTYAWAN, SH, M.Hum (Wakil Bupati)
Masa kepemimpinan : 2009 s/d 2012
49. H. M. HERRY SOELISTYAWAN, SH, M.Hum
Masa kepemimpinan : 2013 s/d 2014

TOKOH TEGAL


H ROJIKIN AH, SH, SE

TOKOH SLAWI

Ki Dalang Entus Susmono
ENTUS SUSMONO

TOKOH SLAWI


DR H MOH. EDI UTOMO

TOKOH TEGAL


 TEGUH PUJI HARSONO

Selasa, 12 Februari 2013

Haji Teguh Puji Harsono, (TPH) BANYAK MENDAPAT DUKUNGAN

Teguh Puji Harsono
Sahabatku Haji Teguh Puji Harsono, (TPH) .selamat berjuang mas. Muga cita-citamu membangun Kabupaten Tegal akan menjadi kalaksanan. Meski baru daftar sebagai Cawabup melalui PDIP, niat baikmu untuk ikut menata sistem pemerintahan di Kabupaten Tegal akan nyata. Semoga dengan kemunculan panjenengan kawan dan lawan semakin tahu siapa panjenengan sebenarnya. Wijil bagus ditebar pasti tersemai bagus. senajan ketawur angin, kepupuk rasa ingin malah menjadi semakin yakin. Tingkat kesarehan, kesederhanaan dan kepedulian pada orang banyak akan semakin membuat namamu mewangi. Kepedulian terhadap seni budaya dan penyeimbangan alam serta situs-situs sejarah menunjukkan betapa besarnya kelapangan dadamu menghikmati nilai-nilai budaya, rasa alam, rasa kami, rasa kebersamaan yang dipupuk oleh nasib yang belum disatukan kecuali tumbuh berkembang bersama kesadaran atas nilai-nilai pencerahan yang ditanam. Selamat berjuang. Kami bersama mendoakan langkah dan keberhasilanmu. --Tertanda Rakyat Kabupaten Tegal yang menginginkan pemerintahan di masa yang akan datang lebih baik, tertata bagus dan menjaga nilai-nilai seni budaya sebagaimana pemimpin yang berhasil menata kota-kota dan daerah strategis lainnya di berbagai belahan dunia. Amien-amien YRA.

Sabtu, 09 Februari 2013

TAHU ACI BANJARAN




Tahu aci banjaran memiliki rasa yang khas . Sudah sejak lama tahu
banjaran dikenal. Bahkan sudah identik namanya dengan nama Tegal.

Jumat, 08 Februari 2013

SATE TEGAL; ENAKE POLL





MENU MAKAN WARTEG





menu makan di warung tegal, sederhana namun mengisi
energi rakyat cilik Indonesia.










Menu masakan warung Tegal (Warteg) itu orang aring tempe, sayur tahu,
sambel trasi, sayur daun singkong, tempe goreng , tahu goreng, telur goreng,
ikan goreng, lalaban , pete, sambel tomat, semur, dan sop, sayur lodeh.
Kesemuanya terjangkau harganya.



WONG TEGAL NGOPENI MANGAN RAKYAT KECIL NUSANTARA